Suster tidak perlu berkecil hati dan merasa sendirian. Suster akan ditemani seorang wanita berkerudung. Dia bukan biarawati. Tapi dia seorang guru dan pendidik agama muslim. Namanya Ibu Daniarti dari Nioniba. Sejak awal berdirinya, sekolah ini selalu menjadi rumah bersama orang tua serta siswi katolik dan muslim. Sekolah ini secara fisik(saat itu) nampaknya tak berdaya. Tapi dibalik “cap ketidakberdayaan” lembaga ini memiliki daya istimewa. SMPK Maukaro menjadi sekolah multikultural. Mereka merawat budaya toleransi katolik dan muslim, Ende dan Ngada(saat ini Nagekeo), Jao-Ngao-Aku dan Flores dengan Buton, Selayar, Jeneponto dan Bugis.
“Sr. Nikolin dan Ibu Daniarti akan menjadi wanita kembar berkerudung. Kerudungmu adalah lambang kerendahan hati, ketaatan spiritual dan penyerahan diri yang total kepada Tuhan. Kerudung juga memotivasi kamu melakukan segala sesuatu secara lebih baik. Bahkan siap melakukan yang terbaik. Kamu mengajarkan memberi contoh nilai-nilai toleransi. Toleransi adalah bagian dari “Peace Culture atau Budaya Damai”. Sejak awal SMPK Maukaro berkomitmen mewujudkan masyarakat damai. Saya percaya Sr. Nikolin, Ibu Daniarti dan keluarga besar SMPK Maukaro bisa menciptakan “Peace Agent atau Agen-Agen Perdamaian”. Kamu pasti selalu dihormati, dicintai dan dikenang hingga ajal tiba. Kematian tidak menghancurkan hubungan, melainkan mengubahnya menjadi kenangan yang abadi”.
Bersambung!
Kirchgasse 4, 5074 Eiken AG
Hari Pemakaman Sr. Nikolin Pajo SSpS, Selasa 5 Nopember 2024