SOSOKNYA sederhana. Gaya bicaranya lugas, kritis, dan sangat prinsipil. Demikian kesan awal yang direkam media ini saat mewawancarai jurnalis, kolumnis, dan penulis buku Walburgus Abulat usai membawakan materi menulis dan jurnalistik bagi puluhan jurnalis warga yang diselenggarakan oleh Pena Inklusi di Pantai Paris Maumere, belum lama ini.
Pria berzodiak Aquarius putra ketiga dari pasangan Agavitus Rahu (alm) dan Yustina Hijal (almarhumah) ini sudah malang melintang di dunia tulis menulis. Ia menekuni dunia tulis menulis sejak mengenyam pendidikan SMP-SMA di Seminari Pius XII Kisol tahun 1983-1989.
Bakat itu semakin mendapatkan maknanya ketika ia melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero Kampus Ritapiret periode 1990-1997. Selama 7 tahun di Kampus Seminari Tinggi Ritapiret dan di STFK Ledalero, pria yang biasa disapa Wall ini mengasah kemampuan menulisnya di beberapa terbitan berkala Majalah BIDUK milik Seminari Tinggi Ritapiret, Majalah Seputar Wisma Ritapiret (SWR), terbitan berkala Majalah AKADEMIKA STFK Ledalero, dan terbitan berkala Majalah MUSAFIR Fratres Keuskupan Ruteng. Ada aneka topik yang ditulis di antaranya soal pastoral, filsafat, politik, teknologi, dan aneka topik lainnya.