Uskup Ewald dan Umat Katolik Keuskupan Maumere Dukung Frans Seda Jadi Pahlawan Nasional
Laporan Wall Abulat (Wartawan Pojokbebas, Kolumnis dan Penulis Buku)
Selama hidupnya, Frans Seda menduduki karier pemerintahan di antaranya menjabat anggota DPR-GR/MPRS tahun 1960-1964. Dipercaya menjadi Menteri Perkebunan RI-Kabinet Dwikora yang disempurnakan (Juni 1964). Menteri Pertanian (24 Februari-25 Juli 1966).
Menteri Perkebunan (1966), Menteri Keuangan (25 Juli 1966-6 Juni 1968). Menteri Perhubungan dan Pariwisata (6 Juni 1968). Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Luxemburg, dan Masyarakat Ekonomi Eropa (1973-1976), Anggota DPA RI (1976-1978), dan Penasihat Ekonomi Presiden Megawati (Juli 2001-Oktober 2004).
Frans Seda juga memiliki andil besar dalam perjuangan kemerdekaan dengan beberapa momen penting di antaranya turut dalam penancapan Bendera Merah Putih di Gedung Yogyakarta tanggal 18 Agustus 1945,.
Dia juga turut dalam aksi ambil alih perusahaan-perusahaan dari tangan Jepang, ikut dalam aksi pengambilan berkas interniran Belanda di Yogyakarta ke Jakarta, menjadi anggota laskar Kebaktian Rakyat Sulawesi di Front Kerawang atau Bekasi.
Selain itu, jdia juga ikut mendirikan dan menjadi anggota gerakan rakyat Sunda Kecil (GRISK), anggota Batalyon Praja atau Laskar Rakyat GRISK (pangkat letnan dua) bergabung dengan TNI Masyarakat; dan pada tahun 1962, Frans Seda menjadi perantara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda dalam masalah Irian Barat.