
Uskup Edwaldus dan Pastor Paroki Katedral Maumere Bergoyang Jai Meriahkan Natal Bersama di SMPK Frater Maumere
Uskup Edwaldus dalam khotbahnya yang diinspirasi Injil Lukas 2:1-14 juga menyebut dua sudut pandang yang indah tentang kelahiran Yesus.
Pertama, sudut pandang Maria dan Yosef, yang melihat kepasrahan diri mereka sebagai bentuk keyakinan pada sebuah janji yang tidak akan pudar. Perjumpaan cinta mereka sejak awal sudah harus ditantang oleh arti kemurnian, makna kesetiaan dan dalamnya harapan yang bertahan entah hingga kapan. Berjalan bersama bermodalkan pesan malaikat, mereka pergi ke Betlehem, untuk membuktikan janji malaikat Tuhan kepada mereka.
Kedua, sudut pandang orang-orang sederhana dalam diri para gembala di padang, ketika mereka dalam kepolosan dan ketulusannya, menerima rahmat dan berkat Tuhan pada malam yang sunyi dan hening itu. Mereka tidak tahu carut marut keangkuhan istana kerajaan Herodes dan intrik keluarganya.Mereka juga tidak terlalu tahu tentang ekspansi kekuasaan Romawi yang hebat, namun mereka mengalami sungguh kerahiman dan belas kasih Allah dalam peristiwa pesan malaikat bahwa seorang juruselamat telah lahir. Pesan yang sama pun bila tersampaikan pada hati yang congkak dan penuh dengki, tidak akan membuka hati manusia itu untuk
bisa bersukacita dan meneruskan sukacita itu kepada dunia.