Urgensi Kesehatan Jiwa dan Peran Panti Santa Dymphna

Memaknai HUT Kemerdekaan Negara Republik Indonesia Ke-80

Mereka juga diberi kepercayaan, ruang dan waktu untuk berekspresi (menyanyi, menari pada acara-acara tertentu). Menjadi lektor dan misdinar pada saat Ekaristi. Setiap pagi mereka merayakan Ekaristi bersama-sama, doa Kerahiman dan doa Rosario bersama-sama. Gizi dan nutrisi mereka diperhatikan. Tiga kali makan sehari dan selalu dengan lauk. Ada snack jam 10 siang dan minum susu setelah kegiatan terapi psikologi.

Kolaborasi pendekatan diyakini akan sangat membantu proses pemulihan ODGJ. Dan hal ini terbukti, setiap tahun selalu ada ODGJ yang dipulangkan ke keluarga karena kondisi kesehatan jiwanya sudah pulih. Tahun 2024 ada 11 klien yang dipulangkan. Beberapa ODGJ yang belum mau pulang diberi kesempatan untuk membantu di Panti (6 orang) dan di kantor Yayasan/Panti (1 orang). Ada satu orang tenaga psikologi adalah penyintas yang dikuliahkan di Universitas Nusa Nipa dengan lulusan Cum Laude. Ia mengabdi Kembali di Panti Santa Dymphna.

Sebagai sebuah Lembaga swasta tentu mengalami tantangan dan kesulitan dalam penanganan terhadap ODGJ. Jumlah ODGJ yang relative banyak (133 orang, data panti Agustus 2025) tentu banyak mengalami tantangan bahkan kesulitan. Meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok menjadi tantangan tersendiri untuk memenuhi kebutuhan makan-minum dan lauk-pauk mereka selain biaya-biaya operasional lain seperti kesehatan, biaya perbaikan kerusakan sarana prasarana dan fasilitas yang dilakukan oleh klien dan honorarium karyawan dan pegawai.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More