Ulang Tahun SVD ke-149 dan Misa Pembukaan Perayaan 150 Tahun Misi Allah Sejagat

Oleh Dr. Alexander Jebadu, SVD, Dosen IFTK Ledalero

Enam, SVD menata Gereja Nusa Tenggara secara organisatoris sehingga mendapat bentuknya seperti sekarang.

Tujuh, Tahun 1913 Nusa Tenggara menjadi Perfek Apostolik (pisahkan diri dari Vikariat Apostolik Batavia/sekarang Jakarta) dengan berpusat di Ende, tahun 1922 menjadi Vikariat Apostolik Ende, tahun 1961 menjadi Keuskupan Ende, 1936 dibentuk Keuskupan Atambua, 1951 dibentuk Keuskupan Denpasar, 1951 dibentuk Keuskupan Ruteng dan Keuskupan Larantuka, 1967 dibentuk Keuskupan Kupang, dan 1969 dibentuk Keuskupan Waetebula.

Delapan, tahun 1937 didirikan Seminari Tinggi Ledalero dan diikuti Seminari-seminari menengah, tahun 1950 didirikan STKIP Ruteng untuk mendidik misionaris awam (Katekis).

Sembilan, metode misi utama SVD: pembangunan manusia (pendidikan, sekolah) dan pembangunan ekonomi (buat bendungan/cetak sawah seperti Sawah Zaa di Ngada dan Sawah Lembor di Manggarai Barat (maket Sawah Lembor itu saya lihat ada di Museum Misi SVD di Steyl-Belanda lengkap dengan jumlah uang derma dari umat Belanda dan Jerman yang disumbangkan buat bendungan dan cetak sawah di Lembor), pertukangan (Ambasc) dan liturgi inkulturasi seperti Dere Serani Manggarai sudah ada sejak tahun 1950 sebelum inkulturasi direstui secara resmi oleh Gereja pada Konsili Vatikan II tahun 1962-1965.

BACA JUGA:
Peliharalah Kasih Persaudaraan, dari Keuskupan Agung Ende Nusa Bunga untuk Indonesia dan Dunia
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More