Ukraina Jadi Anggota NATO, Menlu AS: Kami Telah Bentuk Komando

Jakarta, Pojokbebas.com Rencana Ukraina menjadi salah satu anggota NATO tinggal menunggu waktu untuk merealisasikannya.

Kepastian itu dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken saat kunjungannya ke Kyiv, Rabu (11/9/2024).

Blinken mengatakan bahwa Ukraina akan bergabung dalam pakta pertahanan Barat, NATO sebagai reaksi redaksi lanjutan atas serangan Rusia.

Dalam kunjungan itu, Blinken menyebut Washington ingin melihat Kyiv memenangkan konflik melawan Moskow dan bergabung dengan NATO.

Hal ini sesuai dengan Pertemuan Tinggi NATO yang diadakan pada Juli lalu.

“Pada pertemuan puncak bulan Juli, kami menyatakan bahwa jalan Ukraina menuju keanggotaan NATO tidak dapat diubah,” kata Menlu dikutip Russia Today, Kamis (12/9/2024).

“Kami telah membentuk komando yang didedikasikan untuk mendukung keanggotaan Ukraina,” sambungnya.
Blinken mengatakan, pihaknya telah mengajukan alasan untuk keanggotaan Ukraina di NATO sebelumnya.

Namun, blok tersebut telah secara resmi menyatakan bahwa ini hanya dapat terjadi ‘ketika sekutu setuju dan persyaratannya terpenuhi’.

Sementara itu, Hongaria dan Slovakia telah menegaskan tidak akan setuju dalam keadaan apapun, dengan alasan bahwa membawa Ukraina ke NATO berarti perang dengan Rusia.

Dalam pidato yang sama di Kyiv, Blinken memberikan gambaran cerah tentang industri militer Ukraina yang telah berkembang enam kali lipat selama tahun lalu.

“Dalam beberapa tahun mendatang, hal itu akan menjadikan Ukraina salah satu industri pertahanan paling maju di dunia, dan akan mampu membawanya ke pasar global dan mengambil alih pangsa pasar global dari negara-negara lain seperti Rusia, dan juga memasok sekutu NATO,” bebernya.

BACA JUGA:
Jokowi Ajak Negara G7 Investasi Sektor Energi Bersih di Indonesia

Diketahui, Kyiv saat ini sepenuhnya bergantung pada Barat untuk persenjataan, peralatan, amunisi, dan bahkan suntikan dana untuk menjaga pemerintahannya tetap berjalan.

Ukraina juga menghadapi kekurangan listrik yang meluas, karena serangan rudal Rusia telah menurunkan kapasitas produksi listrik.

Moskow menyebut bantuan persenjataan terhadap Ukraina tidak akan membawa kesuksesan apapun bagi Kyiv.

Rusia mengklaim bantuan ini hanya akan memperpanjang peperangan, yang saat ini sudah berjalan lebih dari dua tahun.

Pada bulan Juni, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov menyebut bahwa seharusnya Barat tidak memasukkan Ukraina dalam NATO seperti pakta pada 2008 lalu.

Menurut Sergey, niatan Kyiv untuk berada dalam aliansi tersebut telah menimbulkan konflik yang ada saat ini.

“Jika anggota NATO siap jatuh ke dalam perangkap yang sama lagi dan sejarah tidak mengajarkan apapun kepada mereka, maka mereka akan tertimpa lagi dan luka mereka akan semakin parah,” kata Sergey.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More