Tubu, Tempat Sakral dan Pusat Ritual Adat Suku Palue

Oleh: Laurensius Alfrino Landi (Mahasiswa Program studi Ilmu Komunikasi UNIPA Maumere)

Tubu terbentuk dari lingkaran batu yang mengelilingi sebuah meja persembahan atau altar yang disebut mashe. Di atas mashe, berbagai macam sesaji dan korban hewan seperti babi dan kerbau diletakkan sebagai simbol penghormatan dan permohonan kepada para leluhur dan Era Wula Watu Tana. Jika diartikan secara lurus, maka Era berarti matahari, Wula berarti bulan, Watu berarti batu, dan Tana berarti tanah.

“Bagi kami, Tubu adalah tubuh atau badan, sebagai tempat yang sakral dan dihormati. Menghormati Tubu sama dengan menghormati tubuh kita sendiri sebagai sesuatu yang suci dan sakral, tempat tinggalnya para roh yang kita percayai,” kata Arden Marhaenta, salah satu tokoh adat Palue yang dihubungi pada Minggu, 17 Desember 2023.

Arden menjelaskan, ada beberapa ritual adat yang dilakukan di atas Tubu, antara lain Po’o Tubu, Mea Maba, Togo, dan Pati Karapau. Po’o Tubu adalah ritual yang dilaksanakan dengan maksud untuk memohon berkat dan kemurahan dari Era Wula Watu Tana untuk berbagai kepentingan, antara lain: membuka kebun baru, hasil panen, kesembuhan dari penyakit, terkabulnya sebuah perjuangan, selesai mengerjakan rumah.

BACA JUGA:
DPD II Golkar Kab Manggarai Kirim Bantuan Untuk Korban Bencana di Flores Timur dan Lembata
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More