
Itupun sudah cukup untuk membuat mereka sumringah sepanjang hari. Uang bukan sesuatu yang dipikirkan. Tapi kertas itu, pengakuan karena telah mengabdi untuk kebaikan. Saya terenyuh.
Hari-hari ini etos kerja orang tua dulu dapat dipajang jadi cermin. Ketika diarahkan ke generasi sekarang, jaraknya begitu jauh. Jauhhhh sekali hingga cermin itu begitu kelabu dan kita tidak lagi bisa berkaca diri.
Masa kini, hampir semua kerja bukanlah karena pengabdian, tetapi harus ada cap rupiah di atasnya. Lagipula, kenyamanan yang ditawarkan saat ini demikan empuk. Mana ada orang mau berlaku konyol, puluhan tahun mengabdi hanya untuk mendapatkan kertas.
Tidak dengan guru-guru jaman dulu. Dengan gaji ratusan ribu, mereka bahkan masih bisa menuntaskan sarjana anaknya di universitas ternama. Mereka layak mendapat standing ovation, sekurang-kurangnya dari orang di kampungnya sendiri.
Perubahan jaman tak membuat “tuang guru” berubah nasib. Kalau dulu, gaji guru dipotong untuk alasan yang kabur. Saat ini tuntutan ini dan itu serta syarat administrasi terus menumpuk. Status dan panggilan mereka tetap bermakna sama.
Guru dikampung (dulu) sumber dari segala sumber. Sumber pengetahuan, sumber ajaran (agama), sumber peradaban, sumber informasi dan sumber pemikiran kekinian. Bahkan sumber kebenaran (hakim) penyelesaian masalah tingkat kampung. Sejalan dg perkembangan zaman dan keterbukaan informasi, beberapa predikat guru (kampung) mulai tergerus. Dan banyaknya murid mereka yang berpendidikan tinggi juga mempengaruhi pandangan masyarakat kampung terhadap guru mulai bergeser. Tapi sesuatu yang tdk boleh terlupakan adalah guru (kampung) dulu adalah pembuka jalan peradaban orang kampung..🙏
Nama tuang guru masih kuat dalam emosi dan ingatan untuk kraeng-kraeng guru di kampung dan desa yang tersebar di daratan Flores dan Manggarai khususnya. Nama guru tetap terpatri di tengah masyarakat Manggarai. Sebab karena itu, guru sebagai pelukis masa depan, sehingga guru disebut sebagai pahlawan pembangun insan cendekia. Banyak orang hebat dilahirkan oleh seorang guru yang biasa-biasa saja. Namun, dari gurulah banyak melahirkan mutiara, emas dan intan serta berlian yang hebat di dunia ini.