Tuan Guru Flores

Oleh : Bernadinus Steni*

DI BATAS negara antara Kalimantan Barat dan Serawak, saya bertemu beberapa guru asal Flores. Mereka pejuang awal yang merintis pendidikan di ujung negara. Sudah sejak 1970an mereka disitu.

Meski fisik mulai lepuh ditelan waktu, tidak hilang benar logat Ende dan Manggarai. Masih kental. Sesekali kami bercanda dalam bahasa daerah, sekedar joke untuk mengusir kangen akan tanah kelahiran.

Saat demikian banyak laporan derita buruh asal Flores yang seringkali dirundung sial dan dera di perbatasan, saya bangga ada putra Flores yang menjadi nabi edukasi.

Salah satu di antara mereka adalah pujangga Bahasa Indonesia yang puisi cintanya bikin anak-anak daerah sana ingin belajar bahasa. Melegakan !!

Guru adalah profesi terhormat di Flores. Sejak kemerdekaan hingga 1990an, mereka adalah selebriti kampung. Gelar mereka tuan atau “tuang”. Istilah yang dikonversi dari jaman Belanda yang mengisyarakatkan martabat sekaligus idola.

Sepengetahuan saya, hanya guru dan pastor yang mendapat julukan ini. Di luar mereka, tidak ada. Itu pula yang menjadi lelucon, bahwa hanya dua cita-cita utama anak-anak Flores masa itu: jadi pastor atau guru. Keluar dari itu, entahlah..Hehehe.

BACA JUGA:
Honor dan Politik Hospitalitas di Lembata
Berita Terkait
2 Komen
  1. Vitalis berkata

    Guru dikampung (dulu) sumber dari segala sumber. Sumber pengetahuan, sumber ajaran (agama), sumber peradaban, sumber informasi dan sumber pemikiran kekinian. Bahkan sumber kebenaran (hakim) penyelesaian masalah tingkat kampung. Sejalan dg perkembangan zaman dan keterbukaan informasi, beberapa predikat guru (kampung) mulai tergerus. Dan banyaknya murid mereka yang berpendidikan tinggi juga mempengaruhi pandangan masyarakat kampung terhadap guru mulai bergeser. Tapi sesuatu yang tdk boleh terlupakan adalah guru (kampung) dulu adalah pembuka jalan peradaban orang kampung..🙏

  2. Fransiskus Ndejeng berkata

    Nama tuang guru masih kuat dalam emosi dan ingatan untuk kraeng-kraeng guru di kampung dan desa yang tersebar di daratan Flores dan Manggarai khususnya. Nama guru tetap terpatri di tengah masyarakat Manggarai. Sebab karena itu, guru sebagai pelukis masa depan, sehingga guru disebut sebagai pahlawan pembangun insan cendekia. Banyak orang hebat dilahirkan oleh seorang guru yang biasa-biasa saja. Namun, dari gurulah banyak melahirkan mutiara, emas dan intan serta berlian yang hebat di dunia ini.

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More