Tuan Guru Flores

Oleh : Bernadinus Steni*

Hormat pada guru diajari dari kecil. Anak-anak pada masa itu terbiasa menundukan kepala lalu mengucapkan salam pada Bapa/Ibu Guru. Bukan tanpa alasan guru diperlakukan demikian. Lebih dari semata-mata soal status.

Sebab, status hanyalah bonus. Tetapi alasan eksistensial guru amatlah mendasar. Semua warga kampung mengalami sendiri, oleh gurulah orang dibikin jadi manusia yang paham dengan peradaban tinggal landas.

Yakni, melalui baca dan tulis, hitung dan melaju (berbahasa indonesia), wawasan orang dibuka. Tidak lagi katak dalam tempurung. Lebih-lebih lagi, derajat sosial anak abangan yang terbelit warisan jaman feodal diangkat hingga titik kepala. Semuanya berkat jasa guru.

Karena itu, guru adalah idola. Bahkan anak gadis kampung akan langsung berbunga-bunga dan serta merta setuju begitu dilamar sang “tuang” guru.

Minimal selebriti level kampung sudah pasti di tangan. Kebanggaan seperti itu tidaklah kecil untuk ukuran kampung. Tidak banyak peluang untuk panjat kelas sosial saat itu. Menikah dengan “tuang” guru adalah segelintir dari kesempatan itu.

BACA JUGA:
Peluncuran Buku Tulisan Guru
Berita Terkait
2 Komen
  1. Vitalis berkata

    Guru dikampung (dulu) sumber dari segala sumber. Sumber pengetahuan, sumber ajaran (agama), sumber peradaban, sumber informasi dan sumber pemikiran kekinian. Bahkan sumber kebenaran (hakim) penyelesaian masalah tingkat kampung. Sejalan dg perkembangan zaman dan keterbukaan informasi, beberapa predikat guru (kampung) mulai tergerus. Dan banyaknya murid mereka yang berpendidikan tinggi juga mempengaruhi pandangan masyarakat kampung terhadap guru mulai bergeser. Tapi sesuatu yang tdk boleh terlupakan adalah guru (kampung) dulu adalah pembuka jalan peradaban orang kampung..🙏

  2. Fransiskus Ndejeng berkata

    Nama tuang guru masih kuat dalam emosi dan ingatan untuk kraeng-kraeng guru di kampung dan desa yang tersebar di daratan Flores dan Manggarai khususnya. Nama guru tetap terpatri di tengah masyarakat Manggarai. Sebab karena itu, guru sebagai pelukis masa depan, sehingga guru disebut sebagai pahlawan pembangun insan cendekia. Banyak orang hebat dilahirkan oleh seorang guru yang biasa-biasa saja. Namun, dari gurulah banyak melahirkan mutiara, emas dan intan serta berlian yang hebat di dunia ini.

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More