
Trias Politica Plus Pers Pilar Keempat Demokrasi, Antara Harapan dan Kenyataan
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis Pojokbebas.com, dan Kolumnis di Pelbagai Media)
Kedua, membangun kesadaran kritis dalam diri pembaca. Kendati tidak selalu mudah bagi pembaca atau pemirsa untuk cross check atas setiap detail pemberitaan. Sebagaimana sudah dikatakan di atas, namun diperlukan sebuah sikap kritis untuk menangkap kejanggalan-kejanggalan yang terdapat sebuah pemberitaan. Sikap kritis ini memungkinkan seorang pembaca atau pemirsa untuk tidak menjadikan media massa sebagai satu-satunya sumber kebenaran dari realitas sosial. Pembaca atau pemirsa seperti ini mengambil distansi kritis terhadap berita sehingga dengan lebih mudah dia menerima koreksi atas informasi lebih dahulu diperolehnya. Dia tidak bisa melakukan penelitian secara cermat entahkah apa yang dibacanya sungguh benar, namun dia tidak berpegang pada apa yang dibacanya seolah itu adalah dogma yang tidak dapat digugat lagi.
Tingkat kekritisan pembaca atau pemirsa mempunyai pengaruh pada peran formatif media massa. Semakin kritis para pembaca atau pemirsa., ,maka semakin besar pula tuntutan yang mesti dipenuhi oleh media massa untuk meyakinkan pembaca atau pemirsa agar dapat menajatuhkan keputusan terhadap realitas sosial yang diberitakan. Hal ini selanjutnya berpengaruh pada peningkatan mutu penyelenggaraan media massa. Porsi pembaca atau pemirsa yang kritis dalam sebuah masyatakat akan menentukan kualitas penyelenggaraan media massa di dalam masyarakat tersebut.