Transformasi Pembelajaran Melalui Pendekatan Berdiferensiasi: Mengakomodasi Keunikan Siswa
Oleh Hans Chandra, Guru Penggerak & Co Kapten Belajar.id NTT
Kedua Kurangnya Pelatihan dan Dukungan untuk Guru. Implementasi pembelajaran berdiferensiasi membutuhkan keterampilan khusus, namun di banyak tempat, pelatihan yang memadai untuk guru masih kurang. Banyak guru belum dilatih dalam strategi diferensiasi yang efektif atau tidak mendapatkan dukungan yang diperlukan untuk menerapkannya di kelas. Kurangnya pelatihan ini menyebabkan guru merasa kewalahan dan kurang percaya diri dalam menyesuaikan pengajaran mereka sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Selain itu, dukungan dari sistem sekolah, seperti pengadaan sumber daya dan perangkat pengajaran yang beragam, sering kali juga tidak memadai. Guru membutuhkan akses ke materi pembelajaran yang fleksibel, alat bantu pengajaran yang mendukung berbagai gaya belajar, dan perangkat evaluasi yang dapat diadaptasi sesuai kebutuhan siswa.
Ketiga Variasi Kemampuan yang Ekstrem di Dalam Kelas. Di dalam satu kelas, kemampuan siswa bisa sangat bervariasi, mulai dari siswa yang sangat mahir hingga siswa yang memiliki kesulitan belajar. Mengelola perbedaan kemampuan yang ekstrem ini adalah tantangan besar. Jika tidak dikelola dengan baik, beberapa siswa mungkin merasa terlalu tertantang, sementara yang lain merasa kurang tertantang atau bosan. Guru perlu menemukan cara untuk membuat setiap siswa tetap terlibat, tanpa membuat mereka merasa kewalahan atau diremehkan. Tantangan ini juga mencakup kebutuhan untuk memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuannya tanpa meninggalkan siswa yang lain. Dalam kasus ekstrim, guru mungkin harus mengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan tertentu, tetapi ini juga dapat menimbulkan tantangan tambahan dalam mengelola dinamika kelas.