”Bagaimana kamu bisa melayani umatmu dengan gembira sementara kamu sendiri tidak gembira dengan panggilanmu? Bagaimana kamu bisa berkhotbah tentang sukacita Allah sementara kamu sendiri tidak bersukacita dalam panggilanmu?” Beliau mengakhiri sendiri sebelum saya harus mohon pamit.
Pater Servulus Isaak, SVD. Pada tanggal, 1 Februari 2021, awal bulan ini, engkau, Pater Servulus Isaak, SVD pergi dalam situasi virus corona yang sedang mewabah dunia. Sebutan ”Engkau” kasar memang, kasar sekali – toe tombo ”ite” – untuk engkau yang telah berjasa banyak untuk serikat, lembaga pendidikan dan pembentukan, anak didik, dan lebih lagi sebagai imam untuk umat Tuhan seluruhnya. Karena situasi penyakit yang mewabah dunia memaksa kami menyapamu seperti itu. Bukan karena kami tidak suka dengan ’ite’. Bukan karena sudah banyak kesalahan yang ite lakukan. Bukan karena ite sudah menjadi debu tanah lalu kami boleh membelakangi engkau. Bukan karena ite tak berdaya lagi lalu kami boleh angkat ekor dan tidak mau menghargai ite lagi. Situasi wabah virus corona membuat kami dekat denganmu selama dirawat di RS Komodo.