THE GOOD PLACE : Film Seri Kelas Filsafat untuk Menjadi Pribadi yang Lebih Baik

Justru karena hidup seperti itu maka Chidi berada di “Tempat Yang Buruk”. (Good Place sebenarnya adalah eksperimen Bad Place untuk menyiksa manusia dengan membuat mereka percaya bahwa mereka ada di surga). Dalam kehidupan, Chidi tidak dapat membuat keputusan tanpa terlebih dahulu menggunakan kode moral Kantian ini, yang bekerja di bawah prinsip non-kontradiksi di mana keputusan hanya baik atau buruk, tanpa mempertimbangkan keberadaan area abu-abu atau variabel yang membuat bahwa mencuri roti untuk diberikan kepada anak yang kelaparan, misalnya, adalah tindakan yang buruk karena mencuri itu buruk, titik.

  • Tentang eksistensialisme

Dalam episode keempat musim kedua Michael mengajukan pertanyaan yang sering kita tanyakan pada diri kita sendiri. Sebuah pertanyaan transendental sehingga kemungkinan jawabannya memiliki cabang filsafatnya sendiri yakni “Apa arti hidup?” Dengan memahami bahwa hidup itu terbatas, bahwa kita fana, tindakan kita memiliki makna. Itulah mengapa timbul pertanyaan ini , “Jika saya akan mati, mengapa saya melakukan apa yang saya lakukan?” Dalam film seri ini, pertanyaan ini berhubungan dengan Michael yang berada dalam krisis eksistensial, dalam pencarian makna, yang dalam kata-katanya adalah “bunuh diri filosofis”. Ada beberapa aliran eksistensialisme dan beberapa tokoh utamanya adalah Jean Paul Sartre, Soren Kierkegaard dan Albert Camus, tiga orang yang disebutkan dalam film seri tersebut.

BACA JUGA:
Sengketa Harta Warisan Mantan Istri Sule, Teddy Versus Anak Sule
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More