Terpilih sebagai Tuan Rumah WWF, Indonesia Dorong Seluruh Negara Atasi Krisis Air
Fenomena perubahan iklim akan terus berlanjut apabila laju peningkatan emisi gas rumah kaca tidak dapat dikendalikan. Menurutnya, kondisi ini kemudian menyebabkan semakin cepatnya proses penguapan air permukaan.
Sehingga mengakibatkan ketersediaan air semakin cepat berkurang di suatu lokasi belahan bumi.
Ketersediaan air permukaan dan air tanah yang makin berkurang ini, tentunya akan mempengaruhi ketersediaan air bersih di berbagai belahan bumi. Dalam laporan World Meteorological Organization (WMO) pada 2022 lalu disebutkan bahwa kekeringan dan kelangkaan air telah melanda berbagai negara di dunia.
“Tidak ada perbedaan antara negara maju dan negara berkembang. Keduanya sama-sama menderita akibat kekeringan dan banjir. Jadi, sekali lagi kekeringan dan banjir adalah dampak yang sama akibat dari kencangnya laju perubahan iklim yang diperparah dengan kerusakan lingkungan,” tuturnya.
Juru Bicara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Endra S. Atmawidjaja, menilai pemanfaatan air yang berlebihan dan perusakan lingkungan dapat mengurangi ketersediaan air dan membuatnya tidak layak untuk digunakan. Baca juga: Hadapi Tantangan Krisis Ekonomi Di ASEAN, Jokowi Fokus Pada Tiga Hal Utama