Tergantung Pada “Kampung”

Oleh : Sil Joni*

Tergantung Pada "Kampung"
Maukah anda untuk ‘toleh dan jeda sejenak’ di beranda kampung ? Foto/Sil Joni

 

CERITA kampung” terlihat mendung dalam tatapan lensa kolonialisme. Betapa tidak. Kajian tentang kampung dalam era ‘penjajahan’ cenderung dilihat secara murung. Antropologi kolonial melihat kampung sebagai kantong-kantong permukiman etnis dengan ciri statis, terbelakang (primitif) tidak memiliki dinamika internal yang menentukan masa depan (Sudradjat, 2017).

Boleh jadi, perspektif kolonial ini begitu mendominasi horizon berpikir para sarjana pribumi yang masih memandang kampung secara peyoratif-konotatif. Kampung selalu dibaca sebagai entitas yang serba minus. Suasana kota dijadikan barometer untuk mengukur kadar peradaban sebuah kampung.

Persepsi tentang kampung yang bertendensi stereotip ‘tertancap kuat’ dalam alam pikiran kita sehingga beberapa sifat negatif selalu identik dengan ‘kampung’. Istilah ‘kampungan’ menjadi contoh terbaik untuk menjustifikasi penilaian miring itu.

BACA JUGA:
Mengabadikan Tubuh
Berita Terkait
1 Komen
  1. babas berkata

    ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More