“Tanggung Renteng” Dalam Koperasi Mingguan: Tanda Solidaritas Atau Perpecahan?
Penulus, Fegildis Kurnia Dam, Semester: VII STIPAS St.Sirilus Ruteng
Para penagih utang yang dalam hal ini petugas koperasi lapangan tidak peduli dengan beban anggota, yang mereka pikirkan hanyalah jumlah uang setoran yang selalu ada dengan jumlah yang tepat.
Para anggota mau tidak mau harus mencari jalan keluar untuk memperoleh uang tambahan yang seharusnya tidak perlu diberikan. Mau tidak mau para anggota meminjam uang dari tempat lain untuk menggenapi uang setoran.
Namun di sisi lain prinsip tanggung renteng justru menimbulkan kebencian yang berujung pada perpecahan di antara anggota. Sejumlah anggota yang tidak bertanggungjawab menjadikan anggota lain sebagai sandaran untuk membayar sejumlah pinjaman yang ia peroleh dari koperasi.
Anggota lain yang sudah terikat pada sistem yang disepakati bersama mau tidak mau harus menanggung sejumlah pinjaman yang seharusnya tidak perlu mereka bayar.
Dengan kata lain sejumlah anggota menjadikan anggota lain sebagai beban dalam sebuah Persekutuan anggota koperasi.
Prinsip tanggung renteng yang awalnya bertujuan untuk membangun solidaritas dan kebersamaan justru menjadi biang kerok perpecahan dan permusuhan di antara anggota.