Tambang Gamping di Matim Robohkan Bak Air Raksasa

Secara struktur, lanjutnya lagi, zona epikarst berbeda dengan zona tidak jenuh di bawahnya yang menampilkan retakan yang lebih lebar dan lebih seragam yang membuat daya hantar airnya jauh lebih besar. Aliran akifer karst dan mekanisme pengangkutan solute, sangat bergantung pada kondisi dan situasi zona epikarst, sehingga kawasan karst merupakan tandon air raksasa dalam bentuk perbukitan yang menyimpan air di bawah permukaan tanah, yang merupakan cadangan air di masa yang akan datang.

Akibatnya, lanjut Petra lagi, berkurangnya daerah resapan air pada kawasan karst mengakibatkan berkurangnya jumlah air yang masuk ke dalam sistem hidrologi karst itu sendiri, sehingga debit mata air dan debit aliran pada sungai bawah tanah akan berkurang dan bahkan akan hilang.

“Ketika lapisan epikarstnya hilang maka air tidak akan tersimpan dan pada saat terjadi hujan air yang seharusnya tersimpan akan menjadi run off atau aliran permukaan dapat mengakibatkan banjir di musim hujan dan kekeringan hebar di musim kemarau,”pungkasnya.

BACA JUGA:
14 Tahun Pemekaran Matim, Hasilnya Jadi Kabupaten Tertinggal, Bupati Dinilai Gagal
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More