Tambang dan Perselingkuhan

Bernadinus Steni, Pegiat standar keberlanjutan. Tinggal di Jakarta

Jelaslah, bahwa hasrat untuk membuka tambang, di mana pun itu, jangan diterima serta merta. Lebih dari kebijakan publik lainnya, rencana demikian itu harus dicurigai dengan sikap kritis. Jangan-jangan seperti kata dua peneliti ini, bahwa itu semua adalah peristiwa yang nampak dari persoalan moral.

Bukan soal mengentaskan kemiskinan, bukan pula soal jurisdiksi yang sejahtera, aman dan jaya. Karena kalau soal miskin, tentulah aktor lokal yang dipromosikan. Katakanlah pertanian sebagai sektor dominan.

Harusnya petani diberi terang dengan dukungan inovasi, teknologi, jejaring, yang memungkinan akselerasi produksi. Bukannya menghadirng tambang, pemain baru dari dunia antah berantah.

Tapi toh bukan itu semua yang dimaui. Yang diinginkan disini adalah uang besar untuk menutupi banyak hal. Mari berdoa, semoga tidak!

 

BACA JUGA:
Menteri Sosial, Juliari P. Batubara, Tersangka Korupsi Uang Bantuan Sosial Covid-19
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More