Tambang dan Perselingkuhan

Bernadinus Steni, Pegiat standar keberlanjutan. Tinggal di Jakarta

Akibat sering ke Jakarta atau tempat wisata, selera lain ikut naik. Suka yang bening-bening. Alhasil, banyak pejabat publik punya bini muda, simpanan, mistress, atau apalah. Yang pasti, urusan satu ini nambah biaya.

Dari mana sumber untuk menutupi biaya-biaya tidak terduga ini? Domestik, gaji mungkin cukup. Perilaku ekstra alias ongkos kelakuan lah yang butuh sumber lain. Wujudnya macam-macam.

Yang paling mudah dan cepat, ambil persenan dari proyek publik. Kontraktor yang kena imbasnya, pontang panting bikin rekayasa anggaran biar proyek tetap jalan.

Di urutan bontot yang tak berdaya adalah rakyat jelata. Jalan yang harusnya sekian senti diporotin jadi mili. Manfaatnya hanya satu atau beberapa sebulan.

Setelah hujan tiba, segera bolong di mana-mana. Banyak ibu melahirkan yang harusnya tertolong, tapi gara-gara jalan bobrok meninggal di tengah jalan kehabisan darah.

Semua itu belum cukup. Sudah jadi rahasia umum bahwa “simpanan” di Jakarta atau kota-kota lain juga tidak berselera rendah. Minimal anak kuliahan.

BACA JUGA:
Polda Sulsel Kerahkan 75 Personel Ditlantas Amankan KTT ASEAN di Labuan Bajo
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More