Tahun 2022: Tahun Toleransi

Oleh: Fransiskus Ndejeng

Fransiskus Ndejeng
Penulis adalah seorang praktisi pendidikan, pengamat sosial dan pendidikan. Tinggal di Labuan Bajo. Jl. Bandara RT/RW: 001/001, Kelurahan Waekelambu.

Tahun ini, dinobatkan sebagai tahun toleransi. Kata toleransi, berasal dari ucapan bahasa  latin, “Tolerare”, berarti dengan sabar  membiarkan sesuatu (Wikipedia, 2021).

Untuk memahami pentingnya” TahunToleransi 2022” memang dibutuhkan “ rasa “ atau “sense” agar memiliki keseimbangan sikap. Tidak perlu muluk-muluk dengan analisis “ngejelimit”. Jika “ rasa” kita dalam beragama dan berbangsa telah berkurang atau bahkan hilang sama sekali, maka semua hal yang dilihat akan menjadi “ sepa” (dibuang). Ibarat makanan akan terasa hambar, sehingga wajar muncul pandangan dan narasi yang selalu negatif (Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama Republik Indonesia, 2022).

Mengapa? Tentu, ada berbagai alasan sehingga negeri ini pada tahun 2022 oleh pemerintah atas nama  negara dan rakyat sekitar 270 juta jiwa, disematkan sebagai tahun toleransi. Kita semua tahu, bahwa sejak Indonesia merdeka tahun 1945, para pendiri bangsa ini, telah sejak lama,  zaman leluhur, persis memasuki  abad ke 15, tahun 1484 Masehi; cikal bakal istilah toleransi  di wilayah nusantara, telah dicetuskan oleh para leluhur bangsa Indonesia.

BACA JUGA:
Budaya Egaliter : Habitus Baru Merajut Kedamaian di TTU
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More