Suasana Keluarga Tentukan Optimalisasi Potensi Anak

Yosep Bala Makin (Penulis Bekerja di Mbojo-Bima NTB)

Karena itu, keluarga adalah kelompok masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah-ibu-anak. Dan yang sangat berperanan dalam keluarga adalah ayah-ibu sebagai orang tua. Endang Ekowarni, Psi, seorang psikolog UGM memberikan konsep tentang keluarga dengan pendasaran pengetahuan-akademis. Keluarga merupakan suatu lingkungan yang mengandung aspek biologis, psikologis, sosial, dan ekonomi. Dari rumusan itu memperlihat empat aspek yang saling terkait yang mencerminkan suasana keluarga (family atmosphere) yang sesungguhnya merupakan hasil interaksi antaranggota keluarga yang terdiri dari ayah-ibu-anak-orang lain dalam keluarga. Empat aspek yang terumus itu dikendalikan sepenuhnya oleh ayah-ibu (orang tua). Atau dengan rumusan lain bahwa empat aspek utama itu akan tercipta suasana keluarga. Proses perkembangan dan pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kualitas peranan dari kedua orang tua. Secara khusus, kerja sama yang baik dari kedua orang tua akan menciptakan hubungan yang merangsang potensi anak (stimulating interaction), pola hubungan yang mengandung ciri-ciri: kehangatan, kedekatan, dan keajegan. Pola hubungan seperti ini menjadi atmosfir yang baik untuk proses pertumbuhan dan perkembangan anak secara normal dan baik. Proses pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal dan baik yang merupakan gambaran manusia utuh, sehat jasmani, dan rohani. Karena itu citra manusia Indonesia atau lebih luas, citra manusia umumnya yang hendak dicapai adalah anak Indonesia harus terampil, yang mempunyai ciri: rajin dan taat beribadah, hormat dan berbakti kepada orang tua dan guru, jujur dan cakap dalam membawakan diri serta peka akan seni, pandai membaca dan menulis serta rajin belajar dan bekerja, terampil, penuh prakarsa, rajin berkarya, mengejar prestasi dan berjiwa gotong royong, mandiri, penuh semangat, berdisiplin dan bertanggung jawab, sehat dan berhati riang, penuh keyakinan dan usaha menghadapi masa depan, cinta tanah air. Semua hal itu merupakan kebajikan-kebajikan hidup sebagai seorang anak. Perlahan-lahan orang tua mengenal anak dan memahami kecenderungan anaknya dalam memahami dan menguasai pengetahuan. Orang tua sama sekali tidak menyerah sebagai teladan manusia kokoh karena masih banyak hal indah dan menarik yang harus dialami, dan dilihat anak.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More