
SMRC : Populisme Islam Mengancam Demokrasi Indonesia
Saiful menyebut gejala tunduknya legislator dan kepala daerah pada agenda kebijakan syari’ah karena alasan dukungan electoral merupakan karakteristik dari apa yang dikenal sebagai populisme islam, keyakinan bahwa agenda-agenda dan kebijakan-kebijakan berbasis sentiment islam yang diskriminatif terhadap non-islam mendapat dukungan besar dari orang islam.
“Di tangan politisi demikian, Indonesia bisa menjadi Negara syariah tanpa harus ada partai islam yang kuat, tanpa harus dipimpin oleh Presiden yang berideologi Islam, tanpat harus mengubah UUD kita yang inklusif bagi kebhinekaan itu, dan tanpa gerakan bersenjata seperti dilakukan DI/TII,’jelasnya.
“Bila populisme Islam dan Islamisasi Indonesia itu menguat maka kebhinekaan yang menjadi fondasi Negara-bangsa kita menjadi terancam,”pungkas Saiful. (pb-8)