SMPK Frateran Ndao Berkomitmen dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik

Oleh: Fr. M. Yohanes Berchmans, Bhk, M. Pd, Kepala SMPK Frateran Ndao

Tentu dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat, sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Berbicara tentang revolusi mental, tentunya tidaklah semudah yang diucapkan, sebab yang direvolusi adalah manusia.

Revolusi mental dimulai dari pendidikan anak usia dini, hingga perguruan tinggi, namun starting poin nya adalah keluarga. Apa itu revolusi mental?

Revolusi mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), gagasan revolusi mental pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 1957.

Soekarno melihat revolusi nasional Indonesia saat itu sedang mandek. Padahal tujuan revolusi untuk kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya belum tercapai.

Oleh karena itu, revolusi mental menurut Bung Karno menghendaki manusia Indonesia untuk meninggalkan kemalasan, korupsi, individualisme, ego-sentrisme, ketamakan, keliaran, kekoboian, kemesuman, keinlanderan, dan menjadi manusia Indonesia yang seutuhnya, menjadi manusia pembina.

BACA JUGA:
Kesalahan Masa Lalu Memilih Pemimpin Sikka Jangan Terulang Lagi di 2024
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More