Sikap Reflektif Kritis Guru Penggerak Terhadap Kritikan Masyarakat (Sebagai Ekspresi Guru Memaknai HUT Kemerdekaan RI)  

Oleh Fransiskus Frescoriot Afrainus Mago, S.Pd., Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Role Delu, Guru Penggerak Angk.1 kab. Sikka, Pengajar Praktik angk. 9 kab. Sikka 

Implikasi dan Kesimpulan

Dengan mengadopsi dan mengadaptasi sikap reflektif kritis, Guru Penggerak dapat menanggapi kritik secara konstruktif dan meningkatkan kualitas pengajaran serta pembelajaran di sekolah.

Sikap ini memungkinkan guru untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan, serta menjadi teladan bagi siswa dan rekan sejawat.

Kritik dari kaum intelektual dan masyarakat, jika diterima dan diolah dengan baik, dapat menjadi pendorong bagi peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Seorang guru penggerak harus terbuka, menerima, dan tidak antipati terhadap kritik dan saran. Semakin dikritik kompetensinya, Guru Penggerak semakin percaya diri memperbaiki kualitas diri.

Sikap reflektif kritis ini tidak hanya bermanfaat bagi Guru Penggerak, tetapi juga dapat diaplikasikan oleh semua pendidik sebagai bagian dari profesionalisme dan dedikasi mereka terhadap pendidikan yang lebih baik.

Melalui sikap ini, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat terus berkembang dan mampu menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

BACA JUGA:
Jurnalis Warga untuk Pemilu Inklusif, dari Nian Tana Sikka untuk Indonesia
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More