Sikap Reflektif Kritis Guru Penggerak Terhadap Kritikan Masyarakat (Sebagai Ekspresi Guru Memaknai HUT Kemerdekaan RI)  

Oleh Fransiskus Frescoriot Afrainus Mago, S.Pd., Guru Bahasa Inggris SMA Negeri 1 Role Delu, Guru Penggerak Angk.1 kab. Sikka, Pengajar Praktik angk. 9 kab. Sikka 

Pendahuluan

Keberadaan dan kiprah Guru Penggerak di Indonesia sudah dikenal hamper di seluruh penjuru tanah air. Guru Penggerak yang terlahir dari Program Pendidikan Guru Penggerak dicetus oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pasti mengundang banyak perhatian masyarakat. Perhatian tertuju selalu dating dalam dua sisi yakni bersifat positif dan negatif.

Namun, atensi kita akan lebih tampak sesuai apabila kita mengenali program tersebut.  Agar kita bias mengenal lebih dekat, mari kita berbicara sedikit identitas Guru Penggerak. Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan inisiatif yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia untuk menciptakan pendidik yang mampu berperan sebagai agen perubahan dalam dunia pendidikan.

Program ini bertujuan untuk membentuk guru yang inovatif, adaptif, dan berwawasan luas. Kendatipun demikian, seperti halnya setiap inisiatif baru, Guru Penggerak tidak luput dari kritik, baik dari kalangan intelektual maupun masyarakat umum.

Kritikan tersebut sering kali menyasar pada efektivitas program dan peran guru penggerak itu sendiri. Sebagai seorang guru penggerak, saya merasa memiliki panggilan hati untuk terlibat dalam hangatnya atensi Masyarakat terhadap PPGP meski hanya melalui tulisan sederhana.

BACA JUGA:
Meneropong Eksistensi Kurikulum Merdeka dalam Menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2023
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More