Serikat Pemuda NTT Desak Gubernur Viktor Evaluasi Tim Amdal Bentukan PT Istindo

Permasalahan kelaparan (hunger) terus diupayakan untuk diatasi sesuai dengan target Tujuan pembanguna berkelanjutan (SDGs). Data BPS NTT Tahun 2016 menyebutkan bahwa produksi padi di NTT mencapai 662,36 ton gabah kering-giling. Dari jumlah itu, sebanyak 40 % berasal dari Manggarai Raya dengan rincian yakni 10,35 % dari Kabupaten Manggarai Timur (Matim) dengan luas lahan 15.617 ha, 19 % berasal dari Manggarai Barat (Mabar) dengan lahan seluas 16.787 ha, 10,51 % dari Manggarai dengan lahan 12.716 ha.

Jadi, lahan Kabupaten Manggarai Timur selama ini menjadi pemasok utama kebutuhan beras (padi) NTT. Hal ini tentu berkaitan dengan bekerlanjutan sosial-ekonomi masyarakat. Selain itu, di Manggarai Timur sendiri, selama lima tahun terakhir (2015-2019), struktur perekonomian didominasi oleh pertanian, kehutanan dan perikanan yakni mencapai 44,78 %.

Di samping itu juga Riset Faperta UGM tahun 2017 di Manggarai Timur mengungkapkan beberapa fakta. Pertama, perkebunan kopi berpotensi memperoleh omzet penjulan 5 kali biaya budidaya. Kedua, perkebunan cengkeh berpotensi memperoleh omzet penjualan 3 kali biaya budidaya. Ketiga, perkebunan kakao berpotensi memperoleh omzet penjualan 11 kali biaya budidaya.

BACA JUGA:
Keberhasilan Mario Suryo Aji di Putaran Pertama FIM CEV Moto3 2021 Portugal Diapresiasi Bamsoet
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More