Sense Of Crisis dan Sense Of Belonging, Dari Natal Kristus Kepada Natal Kita

Oleh : Poya Hobamatan

Markus sedikit memberikan jawaban untuk membongkar kebuntuan nalar itu, pada pada Pesta Pembaptisan Tuhan. Kata Markus, hanya dengan cara itu, langit yang tertutup bagi manusia kembali dibuka, sebab hanya Yesuslah yang berkenan pada Bapa. Namun jawaban ini belum sanggup menyingkapkan alasan mengapa Bapa hanya mengutus Putra sehingga berani meninggalkan takhta, kuasa dan kerajaan-Nya demi lahir di kandang hina dengan segala aroma yang ditimbulkannya dan memberi diri dibaptis layaknya seorang pendosa.

Rasanya keberanian Allah yang memancar dalam panorama kandang di padang Efrata sampai di Sungai Yordan itu keluar dari sense of crisis Allah atas situasi hidup manusia dan sense of belonging Allah kepada manusia milik-Nya. Sense Of Crisis dan Sense of Belonging ini  muncul karena mengalir dari hati Allah yang maharahim penuh kasih. Tanpa hati yang maharahim penuh kasih, keberdosaan manusia akan menjadi alasan Allah untuk menghukum, membuang dan menelantarkan manusia tanpa mau peduli dengan kondisinya. Faktanya justru sebaliknya. Allah memilih menderita demi umat-Nya.

BACA JUGA:
Memelihara Citra Allah di Pasar Kehidupan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More