Sensasi dan Substansi Demokrasi dalam Pilkada Manggarai
Dalam kondisi seperti ini, saya mengajukan sebuah pertanyaan, sebegitu buruknya pentas Pilkada sampai absen merumuskan konsep demokrasi Pancasila yang berfondasi pada aspek politik dan ekonomi?
Tentu, dengan objektif penulis menganalisis bahwa hilangnya konsep demokrasi Pancasila merupakan akar munculnya sensasi pada pentas Pilkada Manggarai. Klaim kesuksesan dari petahana, atau sejenisnya merupakan kegagalan dan kegagapan dalam merumuskan Manggarai lebih baik.
Sensai merupakan persoalan akut dalam pentas Pilkada Manggarai. Masyarakat harus cerdas dan tidak boleh menutup mata terkait bagaimana kegagalan Pemda selama ini di Manggarai. Jalan, air minum bersih, pendidikan, dll, selalu menjadi akut persoalan. Data BPS yang dirilis setiap tahunnya rupanya tak pernah berubah secara signifikan.
Substansi Demokrasi
Mengisi persoalan akut tersebut, maka dibutuhkan suatu rumusan demokrasi yang substansial. Masih dalam kerangka konsep Soekarno, maka ketika berbicara politik, hal yang harus dimunculkan adalah kerendahan hati dari setiap paslon, dengan tidak boleh mengabaikan yang lain, adanya pendidikan politik kritis bagi masyarakat. Dan hilangkan konfrontasi berlebihan yang menyebabkan dendam politik di masa yang akan datang.