Semarak “Wagal” di Kampung Langgo Desa Wisata Wae Lolos

Keesokan harinya dilanjutkan dengan pementasan tarian Caci di tengah Kampung. Para penari Caci datang dari kedua rumpun keluarga mempelai wanita (ineame) dan mempelai laki-laki (woe) serta dihadiri para penari Caci dari kampung-kampung sekitarnya.

Agus Budiman menjelaskan, tarian Caci merupakan warisan budaya leluhur yang sangat sakral. Tarian Caci mengandung beraneka seni, yakni seni ketangkasan/bela diri, seni busana, seni tari, seni suara dan dapat merajut tali persaudaraan.

Tarian Caci umumnya dipentaskan pada saat acara adat seperti  “randang uma rana” (syukuran kebun baru/syukuran panen),  “Wagal” (syukuran pernikahan),  “lontong golo” dan acara adat lainnya.

“Acara adat Wagal yang dimeriahkan dengan tarian Caci ini kami laksanakan seunik mungkin. Tujuannya untuk memperbarui warisan budaya leluhur yang hampir punah tergerus arus gelombang masa kini. Ritual adat dan tarian Caci yang digelar dalam acara Wagal ini kiranya menyadarkan kami generasi muda untuk melestarikan budaya”, ujar Agus Budiman.

BACA JUGA:
MK Belum Putuskan Terkait Sistem Pemilu 2024, KPU Masih Terapkan Proporsional Terbuka
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More