Sejenak di Bukit Hati

Puisi-puisi berikut ini adalah karya Tinyo Tali Meta. Ia Seorang imam misionaris Serikat Sabda Allah (SVD) yang sedang bermisi di México. Pengagum dan peminat Sastra universal, dan lebih khusus lagi, Sastra Amerika Latin

Di bangku kecil tiga permata hati duduk melingkari periuk dengan mata bening dan rasa jagung di mulut. Bunda sesekali membuka dan menutup umpan tutupan. Aroma jagung muda, yang mulai matang, melebati suasana cinta di ruang dapur. Perut-perut mungil merengek kembang-kempis, dan terus memagut keinginan untuk meniup seketika seruling jagung, sekalipun panas membara, di antara katupan mulut yang lama sudah mengalirkan air kental ke pinggir bibir-bibir jenaka.

Kumau sebulir bergigi montok seperti binantang halus sekilat mungkin di telapak tangan bertatapan berat dengan uapan periuk. Bunda menimpali suara tenor memintah kasih dengan ketajaman pandang membisu dan senyuman bintang. Getolmu seperti guntur sambar-menyambar pohon-pohon jarang di padang pasir. Entah lapar ataukah gula kekanak-kanan sedang membanjiri kesempitan kepala. Sering mencari enak sendiri dengan mulutmu dan acuh tak acuh membelakangi awan kapas di hati abang terhormat dan sinar pagi di wajah adik terkasih. (Santiago de Anaya, 28/08/2020).

BACA JUGA:
22 Tahun di Mata Lembata
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More