
Titik sumber air yang sesungguhnya harus bergeser 2,5 meter ke arah barat. Diameter sumber air tanah di tempat baru ini sepanjang 5 meter. Sedangkan air pada sumur lama ini, hemat saya, hanyalah resapan air yang berasal dari titik utamanya itu. Ketika saya melakukan kontak telepon dengan Komisi PSE Keuskupan, Romo Robert Pelita kepada saya mengatakan siap membantu masyarakat atau umat di situ untuk membuat sumur baru pada titik utama itu. Janji itu didengar langsung oleh Romo Ferdi Gadu, pastor paroki Reo.
Luwuk
Dari Serise kami menuju Luwuk dan langsung ke kapel. Kami cari sumber air tanah di tempat itu dan terdeteksi 35 meter jauhnya ke bagian timur kapel. Diperkirakan air tanah itu pada kedalaman 17 meter sudah bisa ditemukan air.
Setelah menentukan titik air di kapel, kami menuju kampung Luwuk dengan intensi yang sama. 25 meter sebelah barat bak air, yang sudah tidak terpakai karena tak ada air, terdeteksi sumber air tanah dengan kedalaman 15 meter. Satu jalur dari kapel.
Menurut cerita warga setempat, Pak Maxi Rambung dkk yang sempat kami jumpai di kampung ini, dulu bak penampung penuh air yang dialiri dari sumbernya, tetapi akibat penggundulan hutan oleh tambang, air itu kering.