Safari Politik Tidak Sekedar Petualang Naikan Citra dan Popularitas

Dionisius Ngeta, S.Fil., Warga Masyarakat RT/RW 018/005, Kel. Wuring, Kec. Alok Barat, Kabupaten Sikka.

Karena itu safari politik dalam rangka kompetisi dan kontestasi politik perlu dikembalikan pada kultur sportivitas, bukan kultur gladiator yang penuh kekerasan. Saling menghormati lawan menjadi keniscayaan dalam membangun politik dan demokrasi yang bermartabat dan berkadaban. Basis persaingan harus dikembalikan pada visi, misi, dan program, bukan kebohongan, ujaran kebencian dan permusuhan.

Safari Politik dalam kontestasi dan hajatan politik dan demokrasi harus dipahami dan dijadikan kultur demokrasi untuk mewujudkan sportivitas dan kesejahteraan bersama. Kultur demokrasi selalu berbasis pada etika, moral, dan etos sehingga memberikan inspirasi dan pencerahan kepada publik. Inilah demokrasi yang bijak, cerdas dan visioner yang mesti selalu dibangun dalam setiap kontestasi dan safari politik. Elite dan partai politik, politisi dan kandidat pemimpin mestinya menjadi agen kebudayaan, bukan sekadar pemburu popularitas dan elektabilitas dan atau kemenangan dan kekuasaan yang mengorbankan moralitas, peradaban dan kebersamaan. Orangtua kita dulu mengatakan, “Untuk apa menang, sukses, dan kaya raya jika kamu tidak terhormat?”

BACA JUGA:
Saatnya Sarjana Masuk Desa; Catatan Menjelang Pemilihan Kepala Desa Se-Kabupaten Lembata
Berita Terkait
1 Komen
  1. babas berkata

    ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More