Rusia Tuding Ukraina Sabotase Pertukaran Tawanan Perang
Moskow, Pojokbebas.com–Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menuding Ukraina menyabotase pertukaran tawanan perang dengan Rusia.
Aksi sabotase ini, kata Zakharova, untuk dijadikannya sebagai “pertunjukan politik.
“(Pertukaran tahanan) ini adalah proses politik bagi rezim Kiev. Terlebih lagi, mereka menganggapnya sebagai alat untuk mempromosikan kepentingan mereka di media,” kata Zakharova dalam arahan daring dikutip Minggu (3/11/2024).
Zakharova mengatakan, pihaknya selalu menekankan sifat kemanusiaan dari proses ini dan tidak pernah mencoba mengambil keuntungan politik terkait hal tersebut.
“Saya ingin menekankan bahwa Moskow tidak pernah meninggalkan pekerjaan ini dan tidak pernah menolak dialog mengenai pertukaran tahanan,” tutur Zakharova.
“Terlebih lagi, di pihak kami, badan-badan pemerintah yang ada dan perwakilan yang baru ditunjuk sedang bekerja. Mereka tidak pernah menolak pekerjaan ini,” sambungnya.
Ukraina, kata dia, melaksanakan tugas yang ditetapkan oleh kepemimpinan negara di tingkat tertinggi.
“Posisi kami mengenai hal ini tidak berubah dan sudah diketahui secara luas, termasuk di Ukraina,” lanjutnya.
Juru bicara tersebut menuduh Kiev tengah mempertahankan upaya internasional yang bertujuan memulangkan tawanan perang Ukraina dalam rangka memberikan tekanan pada Rusia.
“Ini semua hanyalah pertunjukan politik yang diperlukan karena perbedaan pendapat publik mulai muncul di Ukraina,” katanya.
“Masyarakat bertanya di mana sebenarnya para tawanan perang yang seharusnya ditukarkan, dan rezim Kiev, tidak menanggapi pertanyaan warga dan meredam kenyataan yang sebenarnya,” sambungnya.
Menurutnya, Kiev berpura-pura bahwa ada upaya internasional tertentu yang, menurut pendapatnya, harus memberikan tekanan pada Rusia.
Zakharova menolak klaim yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha yang menuduh Moskow menolak akses organisasi kemanusiaan internasional dan dokter ke tahanan Ukraina.
Sang juru bicara tersebut menambahkan bahwa Moskow tidak mengetahui adanya negara ketiga yang menawarkan untuk mengambil perlindungan terhadap tawanan perang Ukraina di Rusia.