ROMO KAREL JANDE DALAM NARASI TOROK

Torok-mu adalah intimitas-mu dengan Mori Keraeng Ema Pu’un Kuasa*, adalah hidupmu yang tidak dibatasi pada apa yang terlihat kasat-mata dan yang dikalkulasikan untung rugi dalam perhitungan dunia. Dan yang terbalut dalam imamat tahbisan. Jadilah engkau bukanlah apa-apa di depan kemahaluasan semesta.

Torok-mu adalah ekaristi-mu di mana dirimu melebur dalam korban Kristus untuk keselamatan semua, lantas torok-mu menjadi altar sucimu di mana engkau mengantarai doa kami-kami dan umat manusia ini kepada Sang Kehidupan. Benar-benar engkau hanyalah perantara. Tak pernah ada niatan sedikit pun untuk menjadi terdepan dan tak sekali-kalinya berperilaku menjadi yang terutama, entah di dalam gereja, entah di masyarakat. Engkau bersahaja, benar-benar setetes debu yang siap melarung ke angkasa raya.*

* torok = satra lisan orang Manggarai dan merupakan doa yang menyertai berbagai ritus sejak kelahiran hingga kematian.
* Mori Keraeng Ema Pu’un Kuasa = Tuhan Allah Maha Kuasa

TUAK

Engkau adalah robo tuak*, di depan kapel Sanpio dan pintu gerbangnya, melantunkan torok penyambutan kepada tamu-tamu khusus yang datang. Itulah caramu memuliakan martabat mereka sebagai sesama makhluk bersahaja.

BACA JUGA:
Wakil Duta Besar Indonesia di India Meninggal karena Covid-19
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More