
Dampak dan Antisipasi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagaimana dilansir oleh Badan Pusat Statistik pada kuartal kedua tahun ini sebesar minus 5,32 persen. Jika disandingkan dengan negara-negara yang mengalami resesi, ekonomi mereka juga punya kontraksi serupa. Namun, persentase pertumbuhan ekonomi mereka dalam April-Juni 2020 berbeda dari kita.
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat pada kuartal II Tahun 2020 dilaporkan minus 32,9 persen; Jerman pada kuartal yang sama minus 10,1 persen; Singapura minus 12,6 persen; Hong Kong minus 9 persen;dan, Filipina 16,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terkontraksi ini secara teknis mengisyaratkan bahwa kita juga berada di ambang resesi. Jika efek domino covid-19 terus berlarut-larut dan pemberlakuan ‘New Normal’ masih kaku, maka resesilah ekonomi makro kita.
Persentase kontraksi ekonomi makro kita bisa sama dengan Hong Kong atau Jerman atau bahkan Amerika Serikat yang telah terjun bebas.
Bila demikian ceritanya, ekonomi-ekonomi regional se-Indonesia pun resesi sebagaimana yang terjadi pada 1998. Resesi ekonomi regional yang tidak kita harapkan itu bakal menggerogoti konsumsi dan investasi di daerah.