Resesi Ekonomi Regional Covid-19?

 Oleh : Siprianus B.Tatu*)

Alhasil, harga jual barang mereka pun harus naik atau kualitas barang yang dijual dikurangi bila harga jualnya dipaksa konstan. Saya merasakan bagaimana surat kabar lokal di Yogyakarta saat itu menjadi begitu ‘tipis’ halamannya untuk menghemat biaya penerbit.

Ada juga harga barang-barang elektronik di bilangan Jalan Solo-Yogyakarta yang tiba-tiba dijual dengan harga yang berlipat-lipat dalam bilangan hari.

Guna pemulihan ekonomi baik untuk level ekonomi makro dan juga segenap ekonomi regional, arus utama kebijakan pemulihan ekonomi pada krismon itu adalah kebijakan ekonomi makro moneter. Thesis sentral ialah Rupiah harus diperkuat kembali lewat kebijakan uang ketat (tight money policy).

Namun, penyakit ekonomi yang terjadi kemudian adalah kesenjangan antara sektor riil dan sektor perbankan karena suku bunga yang tidak bersahabat (high interest rate) untuk iklim investasi.

Ada kegagalan bank-bank dalam mewujudkan perannya dalam mendukung investasi (financial disintermediary). Parahnya lagi, bank-bank banyak yang ‘jatuh sakit’ dan harus dilikuidasi oleh kementerian keuangan saat itu.

BACA JUGA:
Covid-19, Ateisme dan Kematangan Iman
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More