
“Saudara Benito tidak perlu ke sungai. Ada air di rumah sudah kami sediakan untuk Anda.” Kata Don Gilberto.
“Tidak apa-apa. Saya suka mandi di sungai.” Kataku singkat. Dalam hatiku berontak, aku tidak mau diperlakukan seperti raja kecil, yang mandi di rumah, dan airnya disediakan.
“Kalau tidak dia tolong, saya mungkin tidak sampai ke sungai”, sambung Ibu muda tersebut.
Sra. Clarissa kemudian memperkenalkan ibu muda tersebut kepadaku. Ibu tersebut dikenal sebagai Sra. Chabella. Dia istri keempat dari seorang tuan tanah yang dikenal sebagai trouble maker di kampung tersebut. Dan karena itu mereka tinggal agak di luar kampung.
Saat pulang dari sungai, dalam bahasa Spanyol yang belum seratus persen saya pahami, Sra. Clarissa dan Don Gilberto menjelaskan padaku bahwa suami Sra. Chabella terkenal sebagai orang yang anti-sosial, tidak suka bergaul dengan orang lain dan sering menyendiri. Tidak hanya itu dia sering memukul istri-istrinya sebelumnya, sehingga ketiga istrinya lari meninggalkan dia.
Saya mendengar semua apa yang mereka katakan. Saya tidak bisa memahami semuanya dengan baik karena kosa kata bahasa Spanyol masih terbatas. Tetapi intinya bahwa Sra. Clarissa meminta saya hati-hati dengan suami dari Sra. Chabella, karena dikenal sebagai trouble maker di kampung Guazarita. Dia juga memiliki pistol dan sudah sering keluar masuk penjara karena tindakannya. Tidak mengherankan mengapa rumahnya agak berada di luar kampung, ke arah kali, dikucilkan dari lingkungan Guazarita.