
Pagi-pagi aku pergi ke sungai. Saat itu siang panjang. Jadi jam 5 pagi sudah lumayan terang. Aku menelusuri jalan raya yang dipenuhi batu dan belum diaspal. Jalan yang terjal menurun membuat mobil susah menelusuri wilayah ini. Motor Yamaha-ku, yang aku pakai kemarin untuk datang ke Guazarita jatuh di jalan ini. Maklum, jalan di kampung pegunungan, lepas dari proyek jalan raya pemerintah. Apalagi kampung di pegunungan Guazarita yang jauh dari kota.
Mendekati sungai aku kaget. Seorang ibu muda hamil tua menggendong pakaian untuk dicuci dan menenteng beberapa tempat air dari ember bekas simpan cat. Aku menyapanya dari belakang sambil mendekatinya dengan bahasa Spanyolku yang masih terbata-bata. Mukanya ceria, hidungnya mancung dan matanya biru. Saya langsung sadar pasti ini keturunan Spanyol.
“¡Buenos días Sra! (Selamat pagi Bu!). Mau ke sungai?” Tanyaku dalam bahasa mereka sambil mencoba menggunakan bahasa Spanyol yang baru aku pelajari.
“Ia Pak. Mau ke sungai”. Jawabnya datar dan sedikit kaget, mungkin karena aksen bahasa Spanyol saya yang Spanindo. (Spanyol ala Indonesia).