
Setelah makan siang, saya pergi ke rumah Don Ricardo. Sebelum ke sana Sra. Clarissa dan Don Gilberto mengingatkan saya, supaya berhati-hati dengan orang tersebut. Nanti kalau sudah satu jam di sana, Don Gilberto akan ke sana. Mereka takut terjadi apa-apa dengan saya. Padahal saya sendiri merasa biasa-biasa saja, apalagi di sungai tadi dia menceritakan masalah pribadinya dengan saya. Don Ricardo mengundang saya untuk berbincang-bincang. Walaupun demikian saya takut juga karena cerita mereka. Tetapi saya menguatkan diri saya dengan mengatakan “Mori Ite olo mai” (Tuhan kau di depan).
Saya pergi ke sana diantar Antonio. Don Ricardo bersama istrinya menyambut saya di pintu masuk. Mereka sudah menyiapkan jus jeruk (minuman khas orang Republik Dominikana saat orang berkunjung). Sesudah itu kami mulai saling bertanya tentang asal dan keluarga kami masing-masing, sambil minum jus yang ada.
Tiba-tiba Sra. Chabella merasa bahwa dia akan melahirkan sekarang. Don Ricardo yang senang akan memiliki anak pertamanya mulai bingung, karena tidak tahu apa yang harus dibuat. Don Ricardo merasa cemas akan keselamatan anaknya ini. Yang mengherankan saya di antara erangan sakit perut yang dialaminya, Sra. Chabella memasang lilin dan meminta supaya Don Ricardo berdoa Rosario demi keselamatan anaknya. “Ini Rosario. Don Ricardo harus berdoa supaya anaknya bisa lahir dengan selamat. Minta pertolongan Bunda Maria”. Don Ricardo menjawab, “Saya tidak tahu berdoa Rosario. Saya hanya tahu Bapa Kami dan Salam Maria”. “Ya sudah, yang penting kamu berdoa!”, sambung Sra. Chabella.