Ratapan dan Pujian

Oleh Ferdinandus Erikson, S.Fil., Guru SMAN 2 Sendawar, Kalimantan Timur

Penerimaan dan Penghormatan terhadap Takdir: Sebagian besar kearifan lokal Indonesia mengajarkan untuk menerima apa yang sudah terjadi, terutama jika hal tersebut berada di luar kendali manusia. Ini bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan penerimaan terhadap kenyataan dan berusaha untuk berbuat yang terbaik dalam setiap situasi.

Saling Menolong dan Solidaritas: Fatalitas atau bencana besar sering kali mendorong masyarakat untuk saling membantu dan bekerjasama. Gotong royong adalah salah satu cara untuk mengatasi fatalitas, dengan membangun kekuatan kolektif untuk menghadapi kesulitan bersama.

 

  1. Kekatolikan versus fatalisme

Fatalisme tidak dipandang secara positif, karena refleksi Katolik menekankan kebebasan manusia dalam membuat pilihan moral dan tanggung jawab pribadi. Meskipun Katolik meyakini bahwa Tuhan memiliki pengetahuan tak terbatas dan bahwa takdir ilahi berperan dalam rencana keselamatan umat manusia, refleksi kritis Katolik secara tegas menolak pandangan fatalis yang menyatakan bahwa semua peristiwa dalam hidup ini sudah ditentukan tanpa memberi ruang bagi kebebasan kehendak manusia.Refleksi Kritis  Katolik mengungkapkan bahwa Tuhan adalah maha kuasa dan maha mengetahui. Tuhan mengetahui segala sesuatu, termasuk masa depan, tetapi ini tidak berarti bahwa manusia kehilangan kebebasan untuk memilih atau bertindak. Fatalisme, dalam pengertian bahwa takdir sudah ditentukan tanpa bisa diubah oleh tindakan manusia, bertentangan dengan ajaran Katolik tentang kebebasan kehendak (free will) dan tanggung jawab moral. Seorang Thomas Aquinas sudah melihat bahwakemampuan akal budi untuk memilih antara dua atau lebih kemungkinan tindakan. Kehendak bukanlah suatu kekuatan yang bersifat irrasional, tetapi merupakan salah satu fungsi rasional yang memungkinkan manusia untuk memilih berdasarkan penilaian moral yang dilakukan oleh akal budi.

  1. a. Kebebasan Kehendak
BACA JUGA:
Nanga Banda Menggugat (Refleksi Sejarah Manggarai di Reok)

Dalam kehidupan sebagai orang  Katolik, manusia diberikan kebebasan untuk memilih untuk berbuat baik atau buruk, dan kebebasan ini merupakan anugerah Tuhan. Sebagai contoh, dalam Kitab Kejadian (3), manusia diberikan pilihan untuk memilih kebaikan atau kejahatan, yang dikenal sebagai kejatuhan manusia pertama melalui dosa asal. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk membuat keputusan, meskipun akibat dari pilihan tersebut dapat berpengaruh pada kehidupan mereka.

  1. b. Kehendak Tuhan dan Kebebasan Manusia

Meskipun Katolik mengajarkan bahwa Tuhan memiliki rencana ilahi untuk umat manusia (yakni keselamatan melalui Yesus Kristus), ini tidak berarti bahwa manusia tidak memiliki peran aktif dalam hidupnya. Tuhan menghormati kebebasan manusia untuk memilih jalan hidupnya. Takdir dalam konteks Katolik dipahami sebagai bagian dari rencana keselamatan Allah yang lebih besar, namun tidak mengurangi kebebasan untuk membuat pilihan.

  1. c. Tuhan tahu semuanya.

Meskipun Tuhan tahu segala sesuatu yang akan terjadi, pengetahuan Tuhan akan masa depan tidak berarti bahwa masa depan sudah dipaksakan atau ditentukan secara fatalistik. Kehendak bebas manusia tetap ada. Seperti yang dikatakan dalam Katekismus Gereja Katolik (KKK 311), Tuhan tidak menghilangkan kebebasan manusia, meskipun Dia mengetahui apa yang akan terjadi.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More