Ratapan dan Pujian

Oleh Ferdinandus Erikson, S.Fil., Guru SMAN 2 Sendawar, Kalimantan Timur

Katolik mengajarkan bahwa kita tidak hidup dalam dunia yang sepenuhnya fatalistik tetapi ada optimistik,  kita dipanggil untuk berpartisipasi dalam kehidupan moral dan spiritual kita dengan kebebasan, tanggung jawab, dan harapan akan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan melalui Yesus Kristus.

Fatalitas dalam perspektif kearifan lokal bukanlah sesuatu yang selalu dianggap sebagai takdir buruk yang harus disesali, melainkan sebagai bagian dari siklus kehidupan yang harus diterima dengan sikap bijaksana dan lapang dada. Dalam  kebudayaan Indonesia pada umumnya , fatalitas atau peristiwa tragis sering kali dipandang sebagai ujian yang memberikan kesempatan untuk belajar, memperbaiki diri, dan memperkuat solidaritas sosial. Ada optimisme dibalik fatalisme-pesimisme.Kearifan lokal mengajarkan kita untuk menghadapi takdir dengan sabar, ikhlas, dan penuh rasa syukur, serta selalu menjaga keteraturan antara manusia, alam, dan Tuhan.***

(Penulis adalah peminat karya Pendidikan)

BACA JUGA:
DPR: Mosa Oa Daki Pai, Mosa Ata Pidi, Daki Ata Ti’i
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More