Quo Vadis Kurikulum Merdeka Belajar dan Projek Profil Pelajar Pancasila: Menanti Kurikulum Baru Untung atau Buntung?
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Pernah Mengajar di SMAS Katolik Santo Klaus Kuwu dan Seminari Tinggi Claret Kupang)
Pertanyaannya ini mungkin menjadi pertanyaan kita bersama Quo Vadis (kemanakah arah) Kurikulum Baru yang diwacanakan bernama Kurikulum Deep Learning di Bawah Kepemimpinan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti?
Pertanyaan ini bisa saja melahirkan litania pertanyaan lainnya: Quo Vadis Kurikulum Merdeka Belajar? Atau mungkin ada pertanyaan: bagaimana nasib Kurikulum Merdeka Belajar? Apakah Kurikulum Merdeka Belajar hanya tinggal sebuah nama? Apakah kurikulum baru (Deep Learning) membawa keberuntungan atau membuat kebuntungan bagi lembaga pendidikan yang mengelola sekolah atau lembaga pendidikan saat ini?
Litania pertanyaan seputar kurikulum ini harus dibaca dengan multitafsir sebagai bentuk kecintaan kita untuk memajukan pendidikan di negeri ini.
Karena bukan sudah menjadi rahasia lagi, setiap pergantian pemimpin di negeri ini selalu saja membaptis program-program baru, nomenklatur baru dengan intensi terselubung ingin meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Menarik untuk ditunggu, kurikulum apa yang hendak diterapkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di Era Kabinet Merah Putih. Kita berharap agar kurikulum yang diterapkan itu apa pun namanya entah Kurikulum Deep Learning _ memiliki semangat yang sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, dan tidak usah malu untuk mengadopsi terobosan positif dari kurikulum-kurikulum sebelumnya, bila terobosan yang berlaku memiliki pijakan berkualitas untuk melahirkan generasi muda bangsa dan negara, baik di bidang intelektual, sosial, spiritual, inovasi, dan terobosan positif lainnya selaras zaman.