PUISI-PUISI GERALD BIBANG

SERBUAN RASA

demi merawat ingatan yang terkadang ragu, membuat lidah kelu dan mulut gagu; baiklah kuajak diriku, jika berkenan dirimu juga untuk berpikir bagaimana caranya menjaga agar lembar narasi kita tidak hangus terbakar; di atasnya telah tertulis narasi yang hanya kau dan aku yang tahu; kau dan aku bukan tipe manusia yang menghadang di ujung gang menunggu dan menantang untuk berkata cinta; untuk sebuah duel yang tanggung; meski kau dan tahu, kita toh tak bisa menghindar dari serbuan rasa yang menghancurkan logika pengetahuan; cinta kita hanya mengenal kata mulai; dalam diam kita pun berkata tak akan pernah berhenti saling mencintai

DI DIASPORA

pada paruh waktu, di diaspota bukan tanah asalnya, di balik kaca kedap suara di depan layar sentuh; lelaki itu termenung; kata-kata yang ia baca tiba-tiba menjelma bayang-bayang wajah yang ia tahu betul; tak salah lagi, ialah wajah kekasih; ah, di diaspora, mereka telah menorehkan narasi tentang cinta yang harus diamini sebagai takdir; sebab kepada siapakah cinta yang sebenar-benarnya belum pernah ada rumus ilmu matemetika dan biologi moderen yang menjelaskannya

BACA JUGA:
Pesawat Tempur Israel Gempur Kelompok Hizbullah
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More