Puisi-Puisi Epi Muda

 

Puisi-Puisi Epi Muda
Epi Muda

 Secangkir Kopi dan Pena

Pada lemaran pertama senja itu
Ayah mengajariku untuk menyandingkan secangkir kopi dengan susana
Dan pena adalah petugas handal yang terus melayang di atas kertas putih kusam.

Ada lembaran kerta putih usang
Yang terus dicoret dengan pena adalah kisah yang menyembuhkan dan melukai.

Sembari penaku tak telat menitipikan kenangan
Bersama secangkir kopi yang selalu rintih dalam rindu.

Unit Gabriel, 2021

Belajar dari Rumah

Setiap pagi aku menemukan secarik kertas
Berserakan menghiasi meja belajarku dengan leluasa
Ibu segera mungkin memanggilku dengan deru suara keras
Aku melihat setiap gurat-gurat melilit di kedua bola matanya

Selepas mencicip urat-urat ubi kayu dengan kopi pahit
Aku mengebas setiap kata dan kalimat dalam buku pelajaran
merangkumnya menjadi ribuan ilmu baru yang melilit
untuk bernaung dalan ingatanku dengan anggun

Aku tak lupa memukul waktu yang begitu cepat memangkas setiap materi
Aku belum mengerti dengan sungguh karena jaringan yang selalu memakan hati
Aku mensisakan waktu hanya menatap dan membayangkan materi
Yang hanya numpang sementara setelah kesekian kalinya aku mencari

BACA JUGA:
Perempuan Napi (Pusi-Puisi Epi Muda)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More