Pram Bersuara Lagi:  It’s Not An All Night Fair

Oleh: Yosep Bala Makin, SVD (Penulis tinggal di Paroki St. Yusuf Raba-Bima)

Salah satu pengakuan penting Pram dari enam pengakuannya adalah Presiden Soeharto pernah menulis surat kepadanya dan atas perintah Soeharto, Jenderal Soemitro mengatakan Pram boleh menulis lagi. Namun Pram tidak diberikan fasilitas untuk menulis. Kertas harus dicari sendiri yang kemudian ia dapatkan dari Gereja Katolik. Pram tahu, pemerintah kelak akan merampas tulisan-tulisannya. Karena itu Pram selalu mengerti naskah dalam beberapa rangkap. Dan benar inilah kesaksiannya: ”Pada akhirnya saya memang benar, mereka merampas semua naskah saya pada waktu saya meninggalkan Buru, termasuk surat pribadi dari Presiden Harto pada saya. Tapi tidak ada batasan untuk menulis. Ya, dia menulis surat yang mengatakan bahwa: Kesalahan adalah manusiawi, tapi juga orang perlu mempunyai keberanian untuk memperbaiki diri yang benar dan dibenarkan. (tertawa)” (halaman 39).

Meski larangan beredarnya buku Pramoedya belum dicabut oleh pemerintah, belasan bukunya sudah diterbitkan kembali antara lain tetralogi Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca, dalam kualitas yang lebih bagus dari cetakan-cetakan sebelumnya. Pramoedya terus bersuara lewat tulisan dan karya-karyanya. Karya-karyanya tetap hidup, bertahan dalam kelompok Pramis dan pembaca umumnya. Bahkan karya-karya Pramoedya tak hanya dibaca di dalam negeri. Para mahasiswa di Malaysia, Australia, Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, dan beberapa negara lain akrab dengan karya-karya Pram. Karya-karyanya dikenal berkualitas dan layak dibaca oleh masyarakat. Dari sini dapat terbaca bahwa suara Pram lewat tulisan dan karya-karyanya terus menggema di hati dan budi pembaca. Kelompok Pramis sebagai pencinta dan pembaca karya-karyanya bertambah. Pram bersuara dengan menghasilkan 50 karya dan diterjemahkan dalam 41 bahasa asing. Pantas Pram adalah salah satu sastrawan besar yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Dengan banyak karyanya Pram hendak mengatakan, ”Tahu kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapa pun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. (Mama, 84)”. Inilah kata-kata seorang Pram yang terlahir sebagai sastrawan besar Indonesia dengan terus memotivasi pembaca lewat tulisan dan karya-karyanya. Bagi pelajar dan siapa pun yang ingin belajar dia berpsan, ”Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua.”

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More