Po*, Lebih Hebat dari “Bang Lawo”

Oleh : Bernadinus Steni (Penggiat Standar Berkelanjutan)

Berbagai analisa menyebutkan sepasang burung hantu bisa melindungi 25 hektare tanaman padi. Dalam waktu satu tahun, satu ekor burung hantu dapat memangsa 1300 ekor tikus. Burung hantu juga merupakan predator tikus yang efektif di perkebunan kelapa sawit.

Sinar Mas, salah satu raksasa perkebunan sawit tak segan-segan menggunakan burung hantu untuk menangkal hama tikus dalam lebih dari 15 tahun terakhir. Demikian halnya dengan Asian Agri. Menurut mereka, penggunaan burung hantu bisa menurunkan serangan tikus pada tanaman kelapa sawit muda hingga di bawah 5 persen.

Dari segi biaya, pengendalian serangan tikus menggunakan burung hantu lebih rendah 50 persen dibandingkan penanggulangan secara kimiawi. Asian Agri bahkan menempatkan satu kandang burung hantu di setiap 25 hektar lahan perkebunan untuk mengundang Tyto Alba (salah satu spesies burung hantu) bersarang.

Daripada pakai produk kimia yang justru merusak tata ekosistem, kenapa tidak terpikir menggunakan Po untuk membasmi tikus?

Tentu saja akan ada soal dengan tradisi. Selain icon hantu yang diutarakan di atas, di Manggarai peran Po akan berkompetisi dengan grup “bang lawo”.***  Berbeda dengan abang yang umum dikenal dalam panggilan Betawi seperti Bang Bakso, Bang Sayur,

BACA JUGA:
Pendidikan Inklusi Menuju Disabilitas Yang Bermartabat dan Mandiri
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More