Po*, Lebih Hebat dari “Bang Lawo”

Oleh : Bernadinus Steni (Penggiat Standar Berkelanjutan)

Meski adakalanya mempunyai mitos serem seperti kita, negeri-negeri barat relatif lebih fair terhadap Po. Dalam mitos mereka, burung ini tidak semata-mata horor. Arkeolog sekaligus Antropolog Amerika berdarah Lithuania,

Marija Gimbutas menelusuri pemujaan burung hantu sebagai dewi di antara burung lainnya. Ia melacak hal itu hingga budaya Eropa Kuno, yakni Indo-Eropa yang diyakini mengawali demikian banyak sub-kebudayaan di Daratan Eropa.

Yunani Kuno, moyangnya tradisi Eropa saat ini melukiskan burung hantu sebagai pendamping Athena, sang Dewi Kebijaksanaan dan juga seorang prajurit. Karena itu, film-film Disney menaruh tempat terhormat pada Po, yakni personifikasi kebijaksanaan dan cinta pada pengetahuan.

Merupakan anggota ordo Strigiformes, Po tersebar di hampir semua tempat di muka bumi, kecuali Antartika. Di Flores, burung ini tersebar di semua tempat. Secara nyata, ia adalah jasa alam yang punya nilai amat vital bagi manusia.

Lupakan dulu suaranya yang sarat dengan teror mitos. Dalam rantai makanan, burung ini gemar berburu tikus yang jadi musuh utama petani. Disitu, Po seharusnya menjadi mitra kerja ideal untuk pertanian saat ini.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More