Pertobatan Ekologis: Jalan Menuju Keselamatan
Oleh : "Sang Penutur", Alvares Keupung*)
Kita tidak bisa menampik, bahwa ” di mana – mana sedang terjadi krisis lingkungan hidup. Bencana alam silih berganti karena pemanasan iklim. Wabah penyakit merebak menjadi pandemi global. Kemiskinan semakin meningkat dan kelaparan yang sering terjadi akibat gagal panen. Tumbuhan dan margasatwa merana akibat semakin sempit dan bahkan hilangnya habitat mereka. Krisis air dan udara bersih pun mengancam kehidupan manusia akìbat polusi ( Surat Gembala Uskup Agung Ende, Prapaskah 2023 ) “.
Ringkasnya, lingkungan alam kita sedang “sakit”.
Lalu, berhadapan dengan problematika yang demikian, barangkali tepat, persoalan ini mesti dikonfrontasikan dengan sikap manusia yang eksploitatif dan eksploratif terhadap lingkungan alam secara tidak “bersahabat”. Sampai di sini, kita mesti berani katakan, bahwa inilah sumbangan terbesar manusia yang merusak lingkungan alam sekaligus menjadi ancaman bagi kehidupannya sendiri.
Kondisi ini, menggerakan naluri ekologis Paus Fransiskus yang dengan tegas mengatakan, alam bukan lagi dipandang sebagai norma yang berlaku atau tempat berlindung yang hidup, melainkan sebagai objek : ruang dan tempat untuk dikerjakan. Alam menjadi objek materialistik semata. Akibatnya, eksistensi relasional antara manusia dan alam menjadi konfrontatif. Masih dalam pemikiran Paus Fransiskus, bahwa ketersediaan sumber – sumber alam, memang prinsipnya adalah untuk kesejahteraan manusia. Bahkan dipandang perlu untuk peradaban manusia. “
ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu